Hukum dasar dalam
elektrostatika adalah hukum Coulomb. Hukum tersebut membicarakan tentang adanya
gaya interaksi elektrostatika antar dua
titik yang bermuatan listrik.Gaya elektrostatik Coulomb tersebut
besarnya berbanding lurus dengan besarnya masing-masing muatan, berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak dan bekerja pada sepanjang garis penghubung kedua
muatan. Tetapan kesebandingannya bergantung pada medium dimana kedua benda
bermuatan tersebut berada. Jika masing-masing muatan besarnya adalah q1
dan q2, jarak kedua muatan adalah r, dan permitivitas relatif medium
adalah er,
maka gaya Coulomb memiliki rumus
dengan eo adalah permitivitas ruang hampa (=
8,85 pF/m). Jika medium kedua muatan berupa ruang hampa atau udara, maka
permitivitas relatif er berharga satu. Bentuk
gaya Coulomb adalah tarik menarik jika kedua muatan berlainan jenis, dan tolak
menolak jika sejenis, seperti disajikan dalam gambar berikut.
Gambar 1 Gaya Coulomb
Gaya F12
adalah gaya muatan q1 terhadap muatan q2. Sedangkan F21
adalah gaya muatan q2 terhadap muatan q1. Terlihat bahwa
F12 dan F21 besarnya sama dan arahnya pada sepanjang
garis penghubung kedua muatan.
Gambar 2 Prinsip Pengukuran Gaya Coulomb
yang Diwakili oleh Jarak
Jika sudut q cukup kecil, dalam keadaan setimbang, maka perandingan
(2)
dengan d = jarak
penyimpangan horisontal bola gantung dari titik awal
L = panjang tali penggantung bola
gantung
Persamaan (2)
dapat ditulis lagi menjadi
(3)
yaitu gaya Coulomb
(F) sebanding dengan jarak penyimpangan horisontal bola gantung dari titik awal
(d). Hal ini berarti gaya F dapat diwakili oleh jarak d.
Dengan bantuan sumber cahaya, kedua
bola bermuatan dapat memiliki bayangan pada layar berskala. Dengan demikian
pengukuran jarak penyimpangan bola dari titik awal dapat diwakili oleh
pengukuran penyimpangan bayangan bola pada layar berskala. Jarak penyimpangan
horisontal bola gantung dari titik awal (d) diwakili oleh D; sedangkan jarak
pisah antara kedua bola (g)
diwakili oleh R. Dengan mengukur D dan R berarti telah mewakili mengukur Gaya
Coulomb F dan jarak antar muatan r.
D. DISAIN EKSPERIMEN
1. Skema Eksperimen
Susunlah alat dan bahan eksperimen
ini sesuai dengan Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5.
2. Alat dan Bahan
1. Kotak observasi :
160x240x380 mm3, dilengkapi dengan tempat digantungkannya bola gantung (hung ball holder), alur bola
bermuatan (charged ball guide), dan layar berskala (80 ~ 0 ~ 110 mm)
2.
Bola gantung : bola foam resin
berlapis karbon berdiameter 10 mm, dilengkapi dengan benang penggantung
(hanging thread)
3.
Bola bermuatan : bola foam resin berlapis
karbon berdiameter 15 mm, dilengkapi dengan batang isolasi (isolating rod),
plat alur (guide plate) dan batang penggerak (feed rod)
4.
Bola distribusi : bola foam resin
berlapis karbon berdiameter 15 mm, dilengkapi dengan batang isolasi dan
standard
5.
Sumber cahaya : 100 V, 100 W filamen
linier, dilengkapi dengan tempat lampu, kabel power dan saklar intermediate
6. Keping ebonit
7. Tekstil wool :
berfungsi untuk menggosok batang ebonit
8. Alat pelengkap : plester
cellophane, cawan Petri, silica gel dan higrometer
Gambar selengkapnya mengenai
alat-alat tersebut di atas disajikan pada gambar berikut.
Gambar 3 Komponen Alat Percobaan Hukum
Coulomb
E. METODE PENGUKURAN
Pada prinsipnya eksperimen ini
bertujuan mengetahui pengaruh jarak antar muatan dan pengaruh besar muatan
terhadap gaya Coulomb. Tetapi, pengukuran besaran gaya Coulomb dan jarak tidak
secara langsung, melainkan diwakili oleh jarak bayangan benda pada layar
berskala. Oleh karena itu variabel dalam eksperimen ini adalah panjang, yang
diukur pada bayangan benda yang jatuh pada skala pada layar. Sedangkan untuk
mengurangi muatan benda menjadi separuhnya dilakukan dengan menyentuhkan benda
bermuatan tersebut dengan benda lain yang tidak bermuatan.
1. Pengaruh
jarak antar muatan terhadap gaya Coulomb
(1). Mempersiapkan kotak observasi.
Agar hasil eksperimen ini akurat, diperlukan dua kondisi pokok, yaitu agar di
sekitar bola gantung dipertahankan (a) kelembaban relatifnya maksimum 60%; dan
(b) udara tetap tenang. Ukurlah kelemban relatif dengan higrometer.
(2). Pasanglah bola gantung yang
sudah diikat dua helai benang isolator pada tempat gantungan (hung ball
holder). Usahakanlah agar kedua benang tidak melipat atau bengkok.
(3). Dekatkanlah bola yang belum bermuatan pada bola
gantung, dan usahakanlah keduanya memiliki ketinggian yang sama, yang ditandai
oleh pusat kedua bola berada pada posisi horisontal seperti gambar berikut.
Gambar 4 Posisi Bola Gantung
(4). Mengatur posisi sumber cahaya pada sisi kiri bola
gantung, kira-kira 70 ~ 80 cm dari layar berskala, sehingga bayangan bola
gantung jatuh pada skala layar. Aturlah arah filamen lampu dengan memutar skrup
bagian belakang sehingga dihasilkan berkas cahaya yang berbentuk garis seperti
gambar berikut.
Gambar 5 Posisi Sumber Cahaya
Aturlah ketinggian filamen
lampu sehingga bayangan bola berimpit dengan skala nol. Posisi bola gantung,
memang, diambil sebagai referensi seperti gambar berikut.
Gambar 6 Posisi Bayangan Bola
Sebenarnya, pusat masing-masing
bola diasumsikan sebagai posisi bola. Tetapi, dalam pengukuran bayangan bola
pada skala layar diambil sebagai posisi bola adalah tepi sebelah kiri (atau
tepi sebelah kanan).
(5). Memuati bola dengan cara (a)
menggosok berkali-klai keping ebonit dengan tekstil wool, (b) menempelkan
keping ebonit ke bola, sambil menyentuhkan ujung jari ke bola lalu
melepaskannya, dan (c) melepaskan keping ebonit dari bola. Sekarang bola sudah
bermuatan positip.
(6). Masukkanlah bola bermuatan ke dalam kotak observasi
bagian dasar dengan cara mendorong masuk batang penggerak (feed rod) melalui
alur yang sudah tersedia seperti gambar berikut.
Gambar 7 Memasukkan Bola Bermuatan
(7). Mendorong masuk perlahan-lahan bola bermuatan
sehingga bersentuhan dengan bola gantung. Bola gantung segera berayun sebagai
tanda adanya gaya tolak menolak antara kedua bola.
(8). Ukurlah perubahan D sebagai akibat adanya perubahan
R.
2. Pengaruh besar muatan terhadap gaya Coulomb
Sama
dengan percobaan (1), tetapi muatan pada bola dibuat separuhnya dengan
melibatkan bola distribusi. Membuat bola bermuatan separuh adalah dengan cara
(a) menyentuh bola distribusi dengan jari sehingga muatannya nol, dan (b)
menyentuhkan bola distribusi ke bola bermuatan. Sekarang kedua bola sama-sama
bermuatan kira-kira setengahnya.
Sumber :Sugianto : Fisika F MIPA UM
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>Semoga bermanfaat <<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar